Senin, 22 Oktober 2012

Mechanical project ideas related to fluid mechanics


Here is a list of fluid mechanics projects for mechanical engineering students. You can use these projects for your small projects, mini projects or even as your final year projects:
1. Design auto water sprinkler: This project is related to fluid mechanics. Mechanical engineering students can use fluid power to operate an automatic water sprinkler at public parks and green belts on roads. These water sprinklers are usually in rotary motion and are used to water the plants in parks and green belts on roads.
2. Rainwater into useful water: Can you introduce some device which is capable of converting rain water into useful drinking water? Just think about this idea and help your community and your country with some innovative solution.
3. Waste water to useful energy: In this fluid mechanical related mechanical engineering project, you are required to build a mechanism to convert all waste water into useful energy within a multi-story building.
4. Water pumping system using wind power: This mechanical engineering project idea is used to device a water pumping system which uses wind energy for its operations.
5. Design a hydraulic chair: This is a mechanical engineering design project which is also related to fluid mechanics. This mechanical project needs to design a comfortable chair using hydraulic techniques.
6. Hydraulic weighing machines: Design a small scale hydraulic weighing machine which can be used to weigh trucks and heavy loads when fabricated for large scale applications.

Mechanical engineering vs Electrical engineering



Mechanical Engineering vs. Electrical Engineering – These two branches of engineering are so famous and high in demand that every engineering student wants to know that which among these two is better? Both of these branches of engineering are high in merit in all universities all over the world. It’s really hard to choose one which is better among these two disciplines. I interviewed almost fifteen mechanical and electrical engineers before writing about this issue. Those who were mechanical engineers, they said mechanical engineering is better while those who are electrical engineers, they said that electrical engineering is better. So Mechanical engineering vs Electrical engineering – the debate goes on.
Here I would like to present a more logical difference between these two disciplines of engineering and I hope it will help all young students and prospective students to get to know about these two branches of engineering. Because in the end, I personally think it’s someone’s interest which makes him/her choose between mechanical or electrical engineering.
Actually ME and EE are near polar opposites in the engineering world. ME is based on the mechanics field of physics, while EE is based on the electricity and magnetism field of physics. I have made things quite simple here. If you love solving problems in Mechanics portion of physics then definitely mechanical engineering is for you and if you feel attraction in solving problems in electricity and magnetism then electrical engineering can be a right choice for you. Mechanical Engineering takes you towards things involving machines, mechanisms, physics (forces etc.), manufacturing and production, liquids, gases and more tangible things. While on the other hand, Electrical Engineering takes you towards things involving power, cabling, fuses, electrical appliances production, circuits, semiconductors and generally electricity and energy management and application in a larger scale.
Let us be more practical and look deep into future. Being a mechanical engineer you will learn to build car’s body and engine while being an electrical engineer you will be able to handle/build/manage the car's battery.
Above discussion was dealing with the debate of Mechanical engineering vs Electrical engineering on educational basis and basic differences in their structure. Talking about career opportunities, jobs and pay differences, I will keep things straight for you. In this modern world, you will never be paid higher or lower based on your qualifications. Believe me it’s so true in this world these days. You are paid based on your technical knowledge and experience which you get. So don’t worry about job and pay at this stage. Just choose that branch of engineering which you find interesting. It will help you to do more and learn more within circle of your interest.
I hope this article will help you solve this historical engineering puzzle of Mechanical engineering vs Electrical engineering. Now decision is all yours. Choose wisely because this will be a life time decision for you. You are going to define your future so define it wisely. Don’t forget to leave your comments if you need any help and to learn more.

source:http://mechanicalengineerings.com/mechanical-engineering-vs-electrical-engineering

Selasa, 16 Oktober 2012

percepatan tangensial dan percepatan sentripetal


Percepatan Sentripetal

Percepatan Sentripetal Adalah percepatan yang dialami benda yang bergerak melingkar beraturan dan arah percepatan selalu menuju pusat lingkaran.

Percepatan sentripetal dilambangkan dengan huruf as.
Arah percepatan sentripetal selalu tegak lurus terhadap kecepatan liniernya  dan Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal tidak menambah kecepatan, melainkan hanya untuk mempertahankan benda agar tetap bergerak melingkar.


Keterangan:
  • r : jari-jari benda/lingkaran
  • As: percepatan sentripetal (rad/s2)
Percepatan tangensial
Percepatan adalah adalah perubahan kecepatan setiap satuan waktu. Perubahan kecepatan ini dapat disebabkan oleh perubahan besar kecepatan, arah kecepatan ataupun disebabkan keduanya yaitu besar dan arah kecepatan. Dalam gerak melingkar, percepatan yang ditimbulkan oleh karena adanya perubahan besar dari kecepatan disebut dengan percepatan tangensial. Percepatan tangensial ini dirumuskan sebagai berikut.

Oleh karena besar kecepatan linier adalah tetap, maka percepatan tangensial pada gerak melingkar beraturan adalah 0

 

supaya lebih jelas mari kita liat video ini:


source:
http://fisikarudy.com/tag/percepatan-tangensial/
http://rumusterbaru.blogspot.com/2012/02/rumus-fisika-percepatan-sentripetal.html
http://www.elsmandagiri.com/fxbab3/e_percepatan.html

Sabtu, 06 Oktober 2012

MENGAPA TEORI EVOLUSI TIDAK ABSAH SECARA ILMIAH?



Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini - yang telah digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang - adalah cara-cara mempengaruhi dan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainan sulap.
Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya.
Namun, bahkan sekarang, masih banyak orang beranggapan bahwa evolusi adalah fakta yang sudah terbukti kebenarannya - layaknya gaya tarik bumi atau hukum benda terapung. Sebab, seperti telah dinyatakan di muka, teori evolusi sesungguhnya sangatlah berbeda dari yang diterima masyarakat selama ini. Oleh sebab itu, pada umumnya orang tidak tahu betapa buruknya landasan berpijak teori ini; betapa teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya; dan betapa para evolusionis terus berupaya menghidupkan teori evolusi, walaupun teori ini sudah "menghadapi ajalnya". Para evolusionis hanya mengandalkan hipotesa yang tak terbukti, pengamatan yang penuh prasangka dan tak sesuai kenyataan, gambar-gambar khayal, cara-cara yang mampu mempengaruhi kejiwaan, dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta teknik-teknik sulap.

Kini, berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi (cabang geologi yang mengkaji kehidupan pra-sejarah melalui fosil - penerj.), genetika, biokimia dan biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup, demikian dunia ilmiah sepakat, adalah struktur paling kompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa satu sel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling terkait, yang jauh lebih kompleks daripada sebuah kota besar. Struktur kompleks seperti ini hanya dapat berfungsi apabila masing-masing bagian penyusunnya muncul secara bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsi sepenuhnya. Jika tidak, struktur tersebut tidak akan berguna, dan semakin lama akan rusak dan musnah. Tak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan dalam jutaan tahun, seperti pernyataan teori evolusi. Oleh sebab itulah, rancangan yang begitu kompleks dari sebuah sel saja, sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang menciptakan makhluk hidup. (Keterangan lebih rinci dapat dibaca dalam buku Harun Yahya, Miracle in the Cell).
Akan tetapi, para pembela filsafat materialis tidak bersedia menerima fakta penciptaan karena beragam alasan ideologis. Hal ini disebabkan kemunculan dan perkembangan masyarakat yang hidup dengan berpedomankan akhlak mulia yang diajarkan agama yang sejati kepada ummat manusia melalui perintah dan larangan Tuhan bukanlah menjadi harapan kaum materialis ini. Masyarakat yang tumbuh tanpa nilai moral dan spiritual lebih disukai kalangan ini, sebab mereka dapat memanipulasi masyarakat yang demikian demi keuntungan duniawi mereka sendiri. Itulah sebabnya, kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi - yang berisi dusta bahwa manusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor kebetulan dan berevolusi dari jenis binatang - serta, dengan segala cara, berupaya mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Kaum materialis meninggalkan akal sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di setiap kesempatan, walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori evolusi dan menegaskan fakta penciptaan.
Sebenarnya telah dibuktikan bahwa adalah mustahil apabila sel hidup yang pertama - atau bahkan satu saja dari berjuta-juta molekul protein dalam sel itu - dapat muncul atas faktor kebetulan. Ini bukan saja ditunjukkan melalui berbagai percobaan dan pengamatan, melainkan juga melalui perhitungan probabilitas secara matematis. Dengan kata lain, evolusi gugur di langkah pertama: yaitu dalam menjelaskan kemunculan sel hidup yang pertama.
Sel, satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda - seperti yang dipaksakan kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Jangankan dalam kondisi demikian, dalam laboratorium tercanggih di abad ini sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organel-organel di dalam sel seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum endoplasma - apalagi membentuk sebuah sel yang utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.
Sel hidup, yang sampai kini masih mengandung banyak rahasia, adalah satu di antara sekian banyak kesulitan utama yang dihadapi teori evolusi.
Dilema mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah molekul DNA yang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5 miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup. DNA pertama kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, dan merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini teori evolusi molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui bahwa molekul yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan, sebagai hasil dari sebuah proses evolusi:
Seseorang yang jujur, dengan pemahaman keilmuan yang ada sekarang, saat ini hanya dapat menyatakan bahwa asal mula kehidupan nampak bagaikan sebuah keajaiban.1
Evolusionis berkebangsaan Turki, Profesor Ali Demirsoy, terpaksa memberikan pengakuan sebagai berikut:
Sebenarnya, kemungkinan terbentuknya sebuah protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah di luar batas perhitungan. Lebih jauh lagi, peluang munculnya suatu rantai protein adalah sedemikian kecilnya sehingga bisa disebut astronomis (tidak mungkin). 2
Homer Jacobson, Profesor Emeritus di bidang Ilmu Kimia, menyatakan pengakuan tentang kemustahilan munculnya kehidupan akibat faktor kebetulan, sebagai berikut:
Petunjuk untuk reproduksi rencana, untuk energi dan untuk pengambilan bagian-bagian dari lingkungan sekitar, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan - semua itu harus ada secara serentak pada saat tersebut [saat awal munculnya kehidupan]. Kemungkinan kombinasi semua peristiwa itu secara kebetulan tampaknya sungguh luar biasa kecil … 3
Catatan fosil pun menyajikan fakta lain, yang menjadi kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.
Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif menuju tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.
Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan bahwa proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: Kemunculan makhluk hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan Tuhan.